Senin, 22 April 2019

Basic Skill : Pentingnya Logika dan Berpikir Kritis



Halo semua balik lagi bareng gw di kesempatan kali ini gw pengen sedikit berbagi sesuatu melalui sebuah tulisan yang menurut gw penting banget buat dipelajari ( terutama buat yang lagi sd, smp, smk/k, atau juga yang mau milih jurusan or lagi kuliah terutama S1 karena ini bakal kepake banget nantinya bahkan bisa jadi sampe seumur hidup ).

Seumur hidup ? beneran nih nu, iyah bener banget karena ini ngga cuma diterapin di sekolah aja tapi juga di terapin di kehidupan elo dalam bermasyarakat terutama buat lo ngerasa bahwa belajar adalah untuk seumur hidup.

Cerita Singkat


Waktu gw di akhir masa SMA gw sempet baca tentang artikel Three Kinds of Knowledge yang di tulis sama bang sabda PS ( founder zenius ), tapi biar ngga terlalu ngalor ngidul bahasnya disini gw cuma mau share di-bagian “Basic Skill nya “ aja dulu yaa. Mungkin nanti – nanti buat bagian insighful knowledge sama deliberate practice bisa belakangan hehe
Sekalian nulis biar lebih ter-mielinisasi di pikiran

Semakin maraknya berita HOAX
Singkatnya gini brader – brader , di era informasi seperti sekarang ini, kita mudah ( pake banget ) buat mengakses berbagai informasi. Tapi, sayangnya, banyak banget yang ngawur. Ada yang ngga disengaja karena terlalu cepat melompat ke kesimpulan tertentu tanpa menggunakan metode penelitian yang bener banyak juga yang disengaja karena keuntungan yang bisa didapat dari penyebaran informasi itu. Misalnya uang atau di era demokrasi ini, suara politik untuk menjatuhkan lawan, dan sebagainya. Kalau nggak kritis. Kita bisa tertipu (wisnu,2012)

Politik , hmm tapi ngga akan bahas itu dulu sekarang hehe takutnya malah mancing keributan
Nah, terus gimana caranya supaya kita ngga cepet kemakan sama yang namanya HOAX, bias confirmation sama informasi – informasi yang ngawur dan dangkal ? jawabannya seperti gw bahas diatas yaitu Logika dan Berpikir Kritis!


Terus apa itu berpikir kritis ? menurut sumber dari wikipedia yang gw baca berpikir kritis sendiri merupakan konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis.

Singkatnya gini bro, critical thinking itu merupakan kemampuan untuk berpikir dengan benar, bisa memilih-milih informasi mana yang bener mana yang salah, intinya how do we know what we know is true. Ini essential banget. Banyak orang berpikir bahwa mereka bisa mikir. Tapi, untuk berpikir logis intinya adalah gimana kita mikir dengan aturan-aturan logika yang secara universal bener dan ngga gampang kejebak. Sebenernya, ada aturan dasar dalam berpikir, gimana kita bisa ngeliat itu informasi akurat atau ngga, gimana caranya ngambil suatu kesimpulan, apakah sumbernya terpercaya atau nggak, dan seterusnya. Gw tekanin sekali lagi, itu hal yang penting banget. Kalo ngga tau aturannya, ya kita mikirnya jadi ngasal, apa yang menurut kita bener aja (Sabda,2012). 

atau bisa juga kalo menurut gw ujung - ujungnya kita malah mendewakan persepsi kita sebelum berkomunikasi dengan sesama ataupun sesuatu.


Nah sekali lagi itu dia pentingnya, berpikir kritis Kalo nggak kritis, gampang banget ditipu sama berbagai macam teori konspirasi, hoax, dan macem-macem lainnya. Jangankan kalo lo nggak kritis. Lo kritis aja, masih bisa ketipu (wisnu,2012)

Nah, terus gimana sih caranya kita berpikir kritis sama ngebiasain buat nerapin berpikir kritis didalam kehidupan sehari - hari ?
Kritis dalam berpikir adalah salah satu karakter yang diharapkan dari orang yang terdidik dengan baik. Kritis bukan berarti terus-terusan skeptis terhadap informasi. Tetapi kritis berarti mengerti bagaimana suatu informasi itu dapat dievaluasi kebenarannya. Hal ini sangat penting karena sebagian besar keputusan yang kita lakukan dalam hidup kita sangat bergantung dengan informasi yang kita terima dan bagaimana kita mengolah informasi tersebut.
Perangkat untuk berpikir kritis tidak lain adalah logika. Logika adalah kumpulan aturan yang harus diikuti ketika kita mengevaluasi suatu informasi; apakah informasi tersebut benar atau salah. Secara general, logika terbagi menjadi dua jenis, yaitu logika induksi dan logika deduksi.

Tapi disisi lain , ternyata buat ngajarin pentingnya berpikir krtitis sedari dini terutama buat siswa itu ngga mudah bray, Meskipun kita udah  tau nih kalo logika adalah perangkat yang penting dalam berpikir kritis, membangun kebiasaan siswa untuk berpikir kritis dengan logika bukanlah hal yang mudah. Hal ini terjadi karena “mengajarkan logika” tidak menjamin siswa bisa “menerapkan ilmu logika”. Begitu juga “mengajarkan kesalahan-kesalahan dalam berlogika” tidak menjamin siswa bisa “terhindar dari kesalahan berlogika” (wisnu,2012 )







Seorang anak SD pun sering kali membutuhkan konteks untuk memahami sesuatu. Gue sendiri pernah memberikan tes kepada seorang anak SD. Gue tanya “Berapa 3000 dikali 2?” dan dia nggak bisa jawab. Tetapi ketika gue berikan konteks: Kalau mau beli 2 apel yang masing-masing harganya adalah Rp 3000,-, berapa uang yang harus dibayar? Anak ini jawab dengan sangat cepat: Rp 6000,-.


Science sebagai konteks dari berpikir kritis menggunakan logika




Dan yang terakhir...

Science bisa tidak ada gunanya bagi seseorang jika dipelajari dengan cara yang salah; Menghafal rumus tanpa mengerti konsep, menghafal berbagai metode untuk mengerjakan soal, dan sebagainya adalah salah satu contoh bentuk kesalahan dalam mempelajari science. Tetapi science juga bisa sangat dekat dengan kehidupan seseorang jika kita bisa menerapkan metode berpikir saintifik dalam mengevaluasi informasi yang kita terima. Suatu teori pada science harus didukung dengan bukti (evidence) yang kuat. Antara teori yang satu dengan yang lainnya harus kompatibel, tidak boleh ada pertentangan. Begitu juga ketika mengajukan hipotesis baru. Suatu kejadian bisa diprediksi dengan mendeduksi dari teori yang sudah diketahui. Korelasi antara dua kejadian atau lebih bisa terlihat dari data statistik dan sebagainya. Proses mempelajari science dengan benar akan melatih kita menggunakan prinsip-prinsip logika dalam mengevaluasi apakah informasi yang kita peroleh itu benar atau salah. Proses pelatihan ini akan mengasah ketajaman kita dalam berpikir kritis dan menggunakan logika (wisnu, 2012 )


Epilog :
Seperti kata bang sabda yang merupakan founder dari zenius education, dimana ketika kita belajar tapi dengan cara menghafal itu merupakan cara paling dangkal dalam proses mempelajari sesuatu.
Bagi gw berpikir kritis itu simple banget yaitu ketika kita selalu curious about something dan selalu mempertanyakan apa yang ada di sekitar kita dan faktanya bahwa dengan kita selalu penasaran dengan diri kita sendiri dan juga lingkungan yang ada di sekitar kita membuat kita memberikan sense lebih supaya kita bisa berkarya dan manfaat lainnya yaitu kita jadi ngga gampang buat di bodohi atau di boongin sama orang lain karena segala informasi yang kita dapet ngga kita langsung telen dengan mentah - mentah. Oke deh mungkin segitu dulu yah kalo dari gw sekian cukup, sampe jumpa di tulisan gw berikutnya.

Ibnu Riski
Lukisan Ruang Waktu

Referensi

https://www.zenius.net/blog/186/tipe-jenis-pengetahuan

Sumber gambar




Senin, 10 September 2018

Mendaki Lagi !


Prolog
            Halo gaes apa kabar nih, di kesempatan kali ini gue pengen cerita tentang pengalaman gue kemarin naik gunung ungaran, ya mumpung sekalian lagi libur juga 1 muharam. Sebenernya banyak sih kegiatan yang belum gue ceritain dari mulai first gath ikatan keluarga mahasiswa bandung, ikutan Car Free Day di semarang ( simpang lima ), Muslim Scientist Islamic Training, sama Silaturahmi Fisika tapi berhubung waktu yang terbatas kali ini gue pengen share cerita naik gunung dulu aja yah hehe




Udah Lama ?
            Sebenernya gue udah pernah naik gunung pas waktu kelas 1 SMA karena memang waktu itu selain gue masih di PPRPG Girilaya ( Pencinta Alamnya di SMA atau biasa disebut dengan SisPala ). Nah , kalo waktu itu gw ke Gunung Cikuray yang berlokasi di Garut, kami berangkat naik elf dan disana sempet melakukan sosialisasi pedesaan sama merencanakan untuk susur pantai tapi sayang karena  di gunung terkena badai akhirnya dibatalin. Oke lanjut ke ini cerita yah. Ketika pulang dari stadion futsal tiba – tiba temen gue kok pada siap’ naik gunung terutama bayu sama rama nah, terus gue tanya ke mereka “ Eh, ram mau kemana lu ? “, rama jawab “ Ke gunung kang wkwk “,  abis itu bayu langsung bilang “ Mau ikut nu ? “ dan tanpa mikir panjang dan karena silafis besok diundur otomasi gue kan ngga ada agenda jadi langsung aja bilang “ Gas ! “.
            Setelah itu gue langsung persiapan hal – hal lain dari mulai bawa baju, senter, jaket , makanan, sewa tenda, sleeping bag, dll dan karena berhubung ini perjalannannya ngga teralalu jauh jadi gue mungkin bawa barang sedikit juga. Setelah itu gue sama temen – temen yang lain berangkat ke Camp Mawar karena kita pake jalur pendakian disana. Berangkat pake motor sekitar 8 orang ( gue, rama, dzaki, bayu, faris, anang, sama ada 2 lagi ) berangkat ke sana dari jam 21.30 dan sampe disana jam 22.00 cukup singkat yah hehe. Setelah itu kita disana bersitirahat sejenak sebelum akhirnya melakukan pendakian malam sekitar jam 22.30 , dari espektasi sih pengennya 2-3 jam tapi ternyta kita malah 5 jam soalnya memang di perjalanan banyak istirahat, tapi ngga apa apa lah yang penting kan prosesnya bukan masalah hasilnya karena selama perjalanan kita sempet buat ngobrol, nyanyiin lagi sama Cuma sekedar makan aja.
            Akhirnya kami tiba di puncak sekitar jam 02.30 malem disana dan langsung disambut oleh udara yang sangat dingin dari 2050 mdpl. Menurut gue ungaran ini meskipun ngga terlalu tinggi tapi memang buat trek nya lumayan terjal dan banyak batunya, sempet juga ada beberapa tanjakan setan ( tanjangan yang bener – bener curam dan deket sama jurang ) jadi kalo misal ada dari lo semua yang mau melakukan pendakian di musim hujan saran gue mending di tunda dulu yah. Diatas langsung ngediriin tenda, tapi sayang frem yang mau dipake ternyata ngga sama dengan tendanya jadi weh ngga bisa. Cuma karena memang temen – temen gue kreatif nih akhirnya bisa tidur juga walau yang seharusnya berkapasitas 4 malah jadinya Cuma cukup buat 3 orang.
            Alhamdulilaah bangun subuh langsung di kasih pemandangan yang luar biasa dari Allah swt yaitu sunrise , disana kami foto – foto , masak mie, bikin kopi, bercengkrama sama satu sama lain dan ngga lupa juga bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan selama hidup ini. Akhirnya juga gue berhasil dapet apa yang dinamakan dengan negeri diatas awan dan ternyata indah banget cuk !

            Sekitar jam 08.00 kami kembali lagi turun ke bawah, dijalan engkel gue kena lagi jadi membuat perjalanan gue jadi agak lambat juga tapi tenang gue masih kuat kok J. Diperjalanan kami bertemu dengan pendaki lain ada yang masih SMA dan bahkan sudah berkuliah dan bekerja, ada juga bapak – bapak yang mendaki sendiri. Terus di antara pos 2 dan pos 1 ada sungai yang bisa sekalian buat ngebersihin kaki sama hati enggak deng bercanda. Sesampainya di camp mawar kami langsung makan. Terus abis Dzuhur balik lagi ke tembalang.
            Dijalan dalam keadaan ngantuk tapi alhamdulilah Allah masih ngelindungin gue sama temen – temen gue diberi keselamatan sampai tujuan. Terus  nyampe di tembalang dalam keadaan masih cape dan gue istirahat bentar abis itu nonton semi final sama final futsal fisika.



Epilog
            Mungkin kadang kita terlalu dibebani sama berbagai rutinitas yang menonton, misal kaya gue yang setiap harinya kuliah, kelas, nugas, nongkrong, rapat organisasi mulai ngalamin yang namanya monoton dan jenuh. Untungnya ada beberapa orang kaya rama dan bayu ini yang menjerumuskan gue ke hal yang baik yaitu dengan coba merefreshingkan kembali pikiran, tubuh, hati dan jiwa dari rutinitas yang menumpuk. Hape aja kadang butuh di dicleaner apalagi manusia kan yang kegiatan sama pikirannya sibuk banget. Terakhir bukan gue takut kehilangan treknya, tidak mendapat sunrise atau kehilangan puncaknya tapi yang gue takutkan adalah kehilangan teman saat diperjalanan. Oke mungkin itu dulu yah buat tulisan gue kali ini ditunggu aja yaa


Sabtu, 28 Juli 2018

Hari Ketiga di Malaysia

Waktu gabut di Bandara

Kuala Lumpur, 11 April 2018
Dihari ketiga gue cek out dari hotel sekitar jam 8 pagi. Sebenernya sambil nunggu kita bisa masak popmie dulu dll nya. Pas si irsyad mesen grab ternyata mie nya blm mateng dan jangan makan di dalem mobil karena supirnya memang ngga mau kalo mobilnya kotor. Dijalan sebenernya ngga terlalu jauh sih karena kita berangkat ke arah KL Sentral dari Jalan Pudhu ( Lembuh Pudu ). Sampe di KL Sentral gue sama temen – temen yang lain langsung mesen tiket bus buat ke Kuala Lumpur International Airport 2. Perjalanan dari KL Sentral ke KLIA itu Cuma 1 jam paling ya gue isi sama tidur sesaat , ngebantuin irsyad buat bikin proposal Phyfst . Kalo gue liat di kuala lumpur ini memang bener – bener terintegrated banget dari mulai tata jalananya, tata kotanya sampe ke kedisiplinan orang – orangnya.

Pramugari

Bandara lagi kosong ?

Service Counter

            Sesampainya di KLIA 2 langsung ke lantai 3 buat ketemu sama mas eko yang mau ke inggris. Sebenernya pesawat nya berangkat jam 1 jadi memang masih rada santuy juga. Nah, ketika kami akan melakukan cek ini ternyata ada hal yang bener – bener ngga bisa kita duga dan yang kita takutin sejak awal yaitu “ Terlambat / Ketinggalan pesawat “ dan anyway pada akhirnya pesawatnya hangus. Dari situ kita bener – bener bingung mau kaya gimana lagi dan ada 3 opsi sebenernya opsi 1 pake pesawat lagi yang malaysia airline tapi bisa bayar sampe 163 Ringgit atau Beli Tiket Air Asia, opsi 2 pake bus ke alornya dan memang kita bakal berangkat jam 8/9 malem dengan perjalanan 7 jam !, terus yang terakhir kalo buat kereta ngga ada yang dari kuala lumpur langsung ke alor. Setelah berdiskusi dengan panjang dan lebar akhirnya kita menemukan solusi terbaik dengan di bantu sama mas eko yaitu dengan menggunakan pesawat Air Asia dan untuk pembayarannya sendiri karena harus lewat orang indonesia akhirnya kita ditalangin dulu sama temennya madda buat bayar tiket pesawatnya ketika pulang ke indonesia lagi.
            Setelah cukup tenang selanjutnya kita mikirin buat nyari makan dan sebenernya pengen nemenin mas eko dulu, tapi berhubung perut udah ngga kuat dan badan semakin lemes sementara makanan di KLIA 1 lumayan mahal – mahal akhirnya kita ngga jadi makan di KLIA 1 karena itu akhirnya setelah asar langsung gas ke KLIA 1 pake KLIA Express bayarnya 1 Ringgit Malaysia ( RM ). Ketika udah nyampe KLIA 2 gue bareng yang lainnya buru – buru buat dapet tempat buat nyimpen barang dulu sebelum tidur di Bandara. Mungkin kita dibandara bisa sampe pagi juga sih hehe.
            Pas udah mulai malem abis magrib lah gue bareng yang lainnya langsung cetak Boarding Pass buat keberangkatan nanti , memang sih udah nanya – nanya ke petugas yang ada di counter W kita di arahin ke kounter S kalo buat ngurus penerbangan buat ke alor satar. Dan ternyata buat cek in untuk masukin barang ke bagasi itu Cuma ada jam 2 pagi nanti. Dari situ sekitar jam 8an saya dengan yang lainnya maen – maen di sekitaran KLIA2 dan juga coba buat sedikit rada keluar nya yang ada pesawat.
            Dan malemmnya maen laptop aja sih sama bikin cerita ini, dan Alhamdulilah selama lomba ini suasananya berasa enteng banget, enjoy dan bukannya melupakan amanah yah tapi memang terkadang kitapun perlu untuk menggapai mimpi kita sendiri selain memfasilitasi orang lain untuk menggapai mimpinya :)

Pelajaran penting
1.      Segala sesuatu itu harus disiapin jauh – jauh hari dan dengan ancang – ancang yang jelas
2.      Orang malaysia terkadang ketika bicara dengan orang indonesia tak harus dengan bahasa inggris kadang kalo kita ngomongnya pake inggris malah di jawab pake bahasa melayu, kecuali kalo itu orang china atau india pasti kudu inggris lah hehe
3.      Ketika sedang berada dimanapun usahakan untuk selalu fokus, Dan Terakhir Selamat Malam hehe



Hari Kedua di Malaysia (I-ENVEX 2018)


Kuala Lumpur, 10 April 2018
            Bangun pagi gue langsung bersih – bersih diri jam 06.00an, disana juga beda waktu subuhnya juga beda sama di Indonesia dan alhamdulilah walaupun bangun jam 06.00 gue ngga ketinggalan sholat subuh. Nah, dipagi hari si irsyad keluar buat nyari makan nah karena gue masih ada kerjaan di hotel duluan aja deh. Ternyata ngga semua makanan yang ada di kuala lumpur itu mahal, buktinya kami masih bisa makan murah meriah dengan budget sekitar 2 – 3 ringgit atau kalo di konversi ke mata uang rupiah sih ( 6000 – 10.000 ), sedikit gambaran aja waktu makan disana meskipun bentuk masakannya sama misal kaya sayur terong, sop, semur ayam dll tapi ada yang beda soal ras dan bisa aja makanan di sana sehat – sehat karena ngga terlalu banyak mecin kali yah hehe.
Persiapan berangkat ke Surya KLCC

            Sehabis makan sama bersih – bersih kita pergi ke Twin Tower lagi bareng – bareng tapi karena risma mau pergi ke sodaranya jadi kamu berangkat ber 4 ( gue, irsyad, madda sama kharisma ). Kegiatan disana paling bikin salam – salam buat orang yang ada di indonesia, Foto bareng sama jalan – jalan ke Surya KLCC. Akhirnya kami pulang lagi ke hotel dan waktu itu jam menunjukan pukul 15.00 lebih tapi sebeleumnya kami mangan dulu di lobby hotel dengan makanan yang riswa bawa asik bisa makan gratis juga :D

Foto di Surya KLCC

Para Cewe Hebat

Foto Bareng

Makan Siang

Sentral Market

Chinatown

Ketemu Ucup temen SMA gue

Nemenin mereka makan

Nememin mereka maen

            Sorenya cewe – cewe pada ngajar ke Sentral Market buat beli oleh – oleh tapi karena gue pengen istirahat dulu, akhirnya gue sama irsyad aja berangkat berdua kesana sekalian pergi ke chinatown ( penasaran aja , tapi ternyata sama aja kaya pasar malem yang ada di indonesia ngga ada yang menarik disana ) btw disana makanannya kebanyakan ada babinya semua juga jadi gw takut aja makan disana. Nah, pas dijalan gue denger kabar kalo temen SMA gue ucup yang kebetulan lagi magang di malaysia ngajak meet up, dan bener aja kita ketemuan di jalan alor, alhamdulilah ucup juga bawain gue nasi curry sambil ngobrol - ngobrol dan sambil makan juga disana sekalian beli tea ice.
            Pulang setelah isya gw langsung balik ke hotel dan istirahat sejenak, Cuma pas waktu malemnya risma, madda, sama silvia karena belum pada makan gue sengaja kesana wae buat maen ke bukit bintang sama mereka. Setelah itu kami pulang ke hotel karena besok mau berangkat ke perlis buat persiapan sama fokus ke lombanya, ngga kerasa udah 2 hari aja yah di kuala lumpur rasanya masih kangen dan pengen ngga ke perlis tapi gimana lagi Tugas kami disini kan buat lomba bukan untuk main – main doang ( maen mah bonus aja ).

Lumayan nih lightingnya mendukung buat foto

Selamat Malam

Hari Pertama Di Malaysia (I-ENVEX 2018)




Semarang, 8 April 2018
Malem ini saya memang sengaja tidak tidur karena  besok mau berangkat pagi – pagi jam 6.00 dan karena memang takut nanti bangunnya kesiangan jadi saya memilih untuk tidak tidur sekalian. Seperti biasa kalo udah di kejar – kejar deadline, H-1 satu alat belum dibenerin, terus poster belum di print, brosur juga belum diprint dan juga belum Packing sama sekali. Memang banyak banget dan keliatannya ribet tapi ya gimana lagi namanya juga awal- awal berangkat hehe. Akhirnya setelah pulang dari Grand Opening CIL saya  langsung ke Ada Swalayan buat beli snack bareng jodhi terus beli kaos kaki sama buf juga sampe magrib. Terus dilanjutkan ke kosannya mas eko buat benerin poster sama lanjut benerin alat sedikit dan ngeprint poster sama Risma, semuanya rasanya begitu hectic banget dimana memang seminggu sebelum saya berangkat ke malaysia banyak banget kegiatan dari mulai UTS, organisasi, sampe persiapan – persiapan dan juga cari sponsornya.


Semarang, 9 April 2018
Akhirnya pagi pun tiba dan sebenernya saya ngga begadang – begadang amat sih tapi juga tidur dari jam 04.00 – 05.30 dan menurut saya itu merupakan waktu yang sangat singkat untuk yang namanya tidur apalagi setelah itu langsung mandi kalo kata temen gue aboy “ saeutik tapi matak “. Kemudian kami berangkat dari tembalang sekitar jam 06.30 an karena harus menunggu team lengkap baru bisa berangkat, tapi karena memang mobilnya udah kepenuhan sama barang dan ngga bisa dipake ber 5 kaya di malaysia akhirnya gue sama irsyad memutuskan untuk naik Grab Ride. Setelah sampai disana kami menunggu beberapa saat , sedikit foto bareng juga sebelum berangkat ditemenin mas eko dan terakhir langsung masuk ke bandara. Ketika di bandara kami harus mengalami beberapa alur pertama kita di cek Boarding Pass sama Pasport terlebih dahulu, kemudian setelah itu memasukan barang ke bagasi ( bagage ) nah di tempat inilah untuk pertama kalinya kami harus bolak balik karena kelebihan muatan dimana yang harusnya 50 kg malah bisa sampe >70kg. Akhirnya ada beberapa barang yang di buang seperti air minum dan juga Aqua dan mungkin saja botol tuperware saya pun hilang disana :(. Setelah itu kami masuk ke tempat pengecekan barang dimana barang – barang kami di scan satu – satu untuk melihat apa saja yang akan di bawa ke kabin pesawat dan kita kena lagi, ternyata madda malah nyimpen tasnya di Ransel yang mau kita bawa. Setelah itu ada lagi pengecapan pasport sama  sidikjari. Setelah itu masuk ke bagian imigrasi lagi buat di Cek Paspot doang.
            Kita pun berangkat dari semarang pake pesawat Air Asia mulai dari jam 08.55 sampe 12.15. Pas waktu di perjalanan maklum karena gue pertama kalinya naek pesawat gue banyak tanya – tanya ke si irsyad , bikin tulisan yang backgroundnya sayap sama pulau yang deket kuala lumpur. Selama diperjalanan sambil nonton film , makan snack , bikin tulisan buat titip salam sama sesekali baca majalah yang ada di depan bangku gue banget. Dan akhirnya sekitar jam 12an kurang kami pun sampai di Kuala Lumpur International Airport 2 ( KLIA 2 ) dan memang disana kebanyakan adanya pesawat Air Asia.

Perjalanan Tembalang - Bandara

Pesawat Air Asia yang kami tumpangi

Pemandangan dari atas

Ketika tiba di Kuala Lumpur International Airport

Di Sambut

KL Sentral

Foto Bareng Bang Irsyad

Kuala Lumpur , 9 April 2018
Disana gue bener – bener ngga nyangka banget bahwa pada akhirnya bisa juga pergi keluar negeri dan juga bisa coba langsung Trying English with other people. Ngga lupa buat awal – awal beli kuota disana terus ambil barang yang kami simpen di bagasi terus sholat , makan disana sebentar dan setelah itu beli tiket Bas buat ke KL Sentral. Kita berangkat dari KLIA2 ke KL Sentral dari jam 15.00 – 16.00 dan memang waktu disana sama disini relatif beda banget, misalnya nih kalo di indonesia jam 18.00 itu udah magrib dan malem, beda sama di indonesia dimana disana sama sekali belum mulai magrib makannya orang – orang malaysia tidurnya malem banget. Diperjalanan dari KLIA 2 ke KL Sentral merupakan perjalanan yang ngga akan pernah gue lupakan karena untuk pertama kalinya gue bisa ngeliat pemandangan – pemandangan kota metropolis Kuala Lumpur dan juga melihat jalan tol , MRT / LRT, dan yang unik disini jalannya lebih terintegrated dan motor juga bisa masuk tol. Malaysia sendiri rata – rata banyak orang melayu, chines, sama india tapi memang ngga menutup kemungkinana juga bahwa ada dari daerah lain misal seperti arab, eropa, afrika dan amerika.
Tiba, di KL sentral kami harus naik MRT lagi untuk ke daerah bukit bintang, tapi karena ternyata keretanya sudah penuh akhirnya kami memutuskan untuk naik grab saja dan menginap di hotel di daerah bukit bintang, untuk harga hotelnya ngga terlalu mahal tepatnya sekitar 300 ribu untuk dua malam dan jika dikonversi ke ringgit mah beda yah. Sore hari disana beda banget sama di Indonesia , dimana jam 18.00 cuacanya masih cerah aja, dan waktu isya juga jam 19.00 dan waktu disana berasa lamat banget juga hehe apa mungkin karena disana gue ngga ada kesibukan lain selain lomba “ just only my opinion “.
Hotel buat nginep namanya boutique hotel
Terus yang jadi recertionistnya orang india jadi
kudu bisa ngoomong ku bahasa inggris.



Ke Menara Kembar
            Salah satu ikon dari kota kuala lumpur adalah menara kembarnya atau orang biasa bilangnya Twin Tower Petronas, gue berangkat sama si irsyad malem – malem dan sekalian ke bukit bintang juga, kata pak mursid disana tempat paling rame di kuala lumpur waktu malam dan bener aja banyak hiburannya juga disana ternyata. Jalan kaki ke Twin Tower sambil jalan juga gue foto – foto tempat disana, melihat sekeliling sudut kota yang ada disana dan akhirnya jam 12 malem-an sampe juga di sana dan ketemu sama ( madda, risma, dan silvia ). Disana ternyata masih banyak orang juga wkwk.
            Dan setelah itu kami pun kembali ke hotel dan kamar masing – masing dan naik grab juga. Memang meskipun agak mahal  buat naik grab tapi grab jadi transportasi yang efektif buat berpergian disana. Oke mungkin sampe segitu dulu yah ditunggu cerita selanjutnya.

Bukit Bintang

Foto di Twin Tower

Terimakasih Selamat Malam

Minggu, 22 April 2018

Seminggu Di Malaysia


                
Assalamualaikum wr wb

Gimana kabarnya gaes, balik lagi sama gue IBNU ! nah pada kesempatan kali ini dan buat 7 hari kedepan gue mau berbagi / sharing – sharing mengenai perjalanan gue selama kemarin di malaysia entah itu suka dan duka maupun persiapan – persiapannya. Tujuannya simpel sih supaya siapapun yang membaca tulisan ini dan dimanapun kamu berada bisa belajar dari apa yang telah gue jalanin dan bisa jadi bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik.

Mungkin cukup dulu yah, ditunggu aja tulisannya dan pesan terakhir dari gue

“ Semangat terus , jangan pernah takut, ragu ataupun malu sama mimpi yang kita punya dan yakinlah suatu saat akan terwujud karena ini hanya masalah waktu sampai kita pantas mendapatkannya karena Tuhan tidak akan mengizinkan kita punya mimpi sedemikian besar tanpa kesempatan untuk meraihnya selama masih ada kemauan “ - ( Ibnu, 2018 )




Sabtu, 24 Maret 2018

Kenapa kita harus merantau ?


Beberapa hari yang lalu gue sempet bikin video tentang kenapa kita harus pulang kampung ? di video berdurasi kekitar 59 detik tersebut gue bikin buat sayembara dari Bang Faldo Maldini biar dapet bukunya yang kece benget yaitu karena selama hidup, kita belajar. Kurang lebih isi di dalam video tersebut pertama diawalin sama perkenalan diri kemudian pertanyaan kenapa harus pulang kampung beserta jawabannya.
Sumber : made with Bandung


Latar Belakang

Sebenernya sejak waktu SMA gue ngga pernah sedikitpun kepikiran sama yang namanya “ Ngerantau “ dan gue lebih prepare buat kuliah di Bandung aja. Tapi ternyata Tuhan punya rencana lain. Setelah gue ikut beberapa kali tes buat masuk Perguruan Tinggi Negeri Alhamdulilah keterima di Jurusan S1 Fisika Universitas Diponegoro. Dan sejak itulah untuk pertama kalinya gue naik kereta sendiri tanpa ditemani lagi dengan orang tua huhu...

Awal – awal
Awal – awal dateng ke semarang waktu itu gue bareng sama kang johan naik kereta harina, pertama dateng kesana mulai muncul some question for me like “ how i can survive ? “ “ what i will do, here ? “ and some question other. And that very important for me disini gue kudu bisa berprestasi entah itu dalam bidang apapun. Untungnya waktu itu gue baca – baca dulu blog dari salah satu kakak tingkat yang hebat di fisika undip yaitu kang fajrul falah beliau ketua cosmos dan juga orang yang berprestasi di fisika undip hehe nama blognya undip strip. Nah, semenjak baca itu jadi gue ngga terlalu blur juga mengenai dunia perkuliahan di undip dan di fisika hehe
Iya gitu aja sih buat awal2 gue coba buat penyesuaian sama lingkungan baru, suasana baru, makanan baru dan juga kadang harus nahan sama yang namanya Home Sick yang menghantui gue ketika merantau disini ( Semarang )

Sampe sekarang ?

Alhamdulilah udah hampir 2 tahun gue merantau disini dan udah ngerasain banyak hal dari mulai diem di kost sendiri, masak nasi sendiri, main ke daerah jawa tengah ( jepara, solo, klaten sama magelang ), ikut beberapa organisasi, kepanitiaan, lomba, seminar dan pelatihan dan masih banyak lagi. Dan menurut gue transformasi pun dateng ketika merantau seperti ini, dimana kalo dulu gue Cuma bisa berevolusi ketika di SMA akhirnya gue ngerasain Transformasi yang bener – bener luar biasa. Lalu, apa lagi manfaat yang bisa gue dapet ketika bisa merantau seperti ini ?

1.       Pertama yaitu gue jadi punya tujuan yang jelas !
Beda halnya ketika di SMA yang waktu itu gue masih beberapa kali kebawa sama arus, meskipun pada akhirnya kembali ke trek yang sejalan sama Visi hidup. Ketika merantau kita kan harus jauh dari orang tua, nah dari sini mulai muncul tanggung jawab sebagai anak, kemudian muncul kebutuhan dan keinginan untuk lebih baik lagi ketika pulang ke kampung halaman alias kalo disini bahasanya Pulkam. Saat tiba – tiba ngga semangat dan keluar dari jalur Visi kita gue kembali diingatkan sama Tujuan awal pas waktu telfonan sama ortu or baca – baca buku gue di semester 1.

2.       Lebih mandiri aja
Entah kenapa waktu gue ngerantau yang asalnya baju itu harus di cuciin sama orang tua, terus makan tinggal makan, jajan tinggal minta buat jaja ketika merantau semuanya berubah menjadi 180 derajat. Gue jadi terbiasa untuk nyuci baju sendiri, jaga kebersihan di kosan, nyari ataupun masak nasi sendiri , ngantur pengeluaran keuangan sampe juga kerja freelance sebagai seorang tutor di salah satu Bimbel Privat di Tembalang dan ngga jarang juga suka sambil danusan dan yang ngga penting dimana kita bisa terjun ke masyarakat suatu saat nanti dan ketika kuliah ini menjadi sarana buat latihan / simulasi.

3.       Lebih menghargai waktu.
Kita tahu kalau waktu itu berasa cepet banget yah ? dan ketika gue ngerantau gue jadi bisa lebih aware aja sama yang namanya waktu. Apalagi ketika gue udah ikut organisasi jadi terbiasa buat ngatur dari mulai jadwal rapat, jadwal belajar sama jadwal maen ( but at this semester i fell rarely for playing )

Dampaknya ?
Buat ini ngga usah ditanya lagi. Ketika kita bisa menjadi seorang Pembelajar Sejati maka dimanapun dan kapanpun ngga akan kebingungan karena kita udah selalu siap buat belajar hal baru untuk ngatasin kebingungan tersebut. Mungkin bisa jadi akan banyak suka dan duka yang dialami oleh setiap orang dan tentunya itu berbeda. Dan suatu saat ilmu yang di dapet disini entah itu buat hard skill mapun soft skill insyaAllah suatu saat kita akan bisa terapin baik itu di lingkungan kerja nanti maupun ketika bermasyarakat after kuliah.

Dan terakhir mengutip dari salah satu bukunya faldo maldini 

" Setiap detik, menit, jam hingga dimensi waktu tertinggi kita hanya bisa belajar untuk menjadi lebih baik. Ya, Beruntunglah mereka yang lebih baik dari dirinya dahulu "
- Faldo Maldini